Invalid Date
Dilihat 377 kali
Margasari, 03 Agustus 2025 / 09 Safar 1447 H - Dalam semangat membangun kesinambungan organisasi dan meneguhkan peran Nahdlatul Ulama (NU) di tengah masyarakat, Pengurus Ranting NU Desa Margasari menyelenggarakan Musyawarah Ranting (Musran) di Gedung MTS Ell Firdaus 1 Sidareja. Kegiatan penting ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi dan laporan pertanggungjawaban, tetapi juga sebagai tonggak regenerasi kepemimpinan untuk periode lima tahun mendatang.
Musyawarah dihadiri oleh jajaran pengurus NU tingkat ranting, Ketua MWCNU Sidareja dan segenap jajaran pengurusnya, para tokoh agama, para takmir masjid dan takmir musholla, para imam masjid dan imam musholla, perwakilan lembaga pendidikan, masyarakat, serta unsur pemerintah desa Margasari. Acara dimulai sejak pagi hari dengan suasana penuh kekhidmatan dan semangat kebersamaan.
Susunan acara Musyawarah Ranting (Musran) dibacakan oleh pembawa acara, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sholawat nabi yang menggetarkan jiwa para peserta musyawarah. Nuansa religius terasa kental saat hadirin secara bersama-sama menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya serta Subhanul Wathon, lagu kebanggaan warga Nahdliyin yang menggambarkan cinta tanah air dan agama, kemudian dilanjutkan dengan acara tawasul, dipimpin langsung oleh Kiyai Muhammad Syukur, yang merupakan salah satu tokoh Syuriyah NU. Tawasul menjadi bentuk penghormatan kepada para muassis (pendiri) NU serta para alim ulama yang telah mendahului, sebagai pembuka ruhani dalam musyawarah.
Laporan Panitia dan Sambutan
Ketua panitia, Kyai Muhail, menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan dengan menekankan pentingnya momen Musran sebagai forum demokratis dan konstitusional di tubuh NU. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan acara, khususnya para tokoh dan masyarakat Desa Margasari yang senantiasa aktif dalam kegiatan ke-NU-an.
Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh KH. Nasibun, Rois Syuriyah MWCNU Sidareja. Dalam arahannya, beliau mengingatkan bahwa NU bukanlah organisasi biasa. “NU adalah milik para kiai. Para pengurusnya harus senantiasa siap berkhidmat, menjadi perantara antara umat dan ulama, menjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah,” ujarnya penuh semangat. Ia juga mengajak seluruh pengurus dan warga Nahdliyin untuk terus menjaga kekompakan dan memperkuat ukhuwah islamiyah.
Kepala Desa Margasari, Samingun, turut memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi pelaksanaan musyawarah. Dalam pidatonya, ia menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kiprah NU di Margasari yang selama ini telah berkontribusi besar dalam pembinaan keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Pemerintah desa, katanya, akan terus mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan yang mendidik dan mencerahkan masyarakat.
Laporan Pertanggungjawaban dan Pemilihan Kepengurusan Baru
Musyawarah dipandu oleh Nuryadin, S.Kom, dari MWCNU Sidareja, yang bertindak sebagai pimpinan sidang. Agenda utama musyawarah diawali dengan penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dari pengurus Ranting NU Margasari masa khidmat 2020–2025. Laporan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Ranting, KH. Lukmanudin, S.Pd.I, yang memaparkan berbagai kegiatan, program, serta tantangan yang dihadapi selama masa kepemimpinannya.
Dalam laporannya, KH. Lukmanudin, S.Pd.I menyoroti pentingnya kaderisasi dan penguatan struktur organisasi NU hingga tingkat paling bawah. Ia juga menyampaikan harapan agar pengurus selanjutnya dapat melanjutkan tongkat estafet dengan penuh integritas, amanah, dan keberpihakan kepada umat.
Usai LPJ diterima oleh forum, musyawarah berlanjut ke agenda pemilihan kepengurusan baru. Dalam suasana demokratis, dilakukan pemilihan dua jabatan strategis, yakni Ketua Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah NU Ranting Margasari untuk masa khidmat 2025–2030. Hasil musyawarah menetapkan KH. Mufroil, S.Pd.I sebagai Rois Syuriyah, dan Kyai Muhail sebagai Ketua Tanfidziyah.
Sambutan Ketua Terpilih dan Harapan Baru
Dalam sambutannya, Kyai Muhail sebagai Ketua Tanfidziyah terpilih mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh peserta musyawarah. Ia bertekad untuk menjalankan amanah ini dengan penuh tanggung jawab, serta berkomitmen memperkuat peran NU dalam kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Margasari.
“Kita akan terus menjaga tradisi keilmuan dan keagamaan NU, serta memastikan bahwa Ranting NU Margasari menjadi rumah besar bagi semua warga Nahdliyin. Kolaborasi dengan pemerintah desa, lembaga pendidikan, dan tokoh masyarakat akan menjadi prioritas kerja ke depan,” ujarnya.
Acara kemudian ditutup dengan doa
yang dipimpin oleh KH. Mufroil, S.Pd.I, sebagai Rois Syuriyah
terpilih. Doa tersebut menjadi penanda berakhirnya rangkaian Musran, sekaligus
pembuka langkah baru bagi kepengurusan NU Ranting Margasari dalam periode lima
tahun mendatang.
Semangat Menjaga Aswaja dan Membangun Umat
Musyawarah Ranting NU Desa Margasari ini tidak hanya merupakan agenda rutin organisasi, tetapi juga menjadi simbol kuatnya komitmen warga Nahdliyin untuk terus menjaga dan merawat nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah. Dengan kepengurusan baru yang lebih segar, NU Margasari diharapkan mampu menjawab tantangan zaman, menjaga tradisi, serta memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat luas.
Harapan pun bergema dari seluruh peserta yang hadir, agar NU di tingkat ranting tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga harmoni, memperkuat pendidikan keagamaan, dan menjadi teladan dalam pengabdian sosial kemasyarakatan.
Bagikan:
Desa Margasari
Kecamatan Sidareja
Kabupaten Cilacap
Provinsi Jawa Tengah
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini