
Invalid Date
Dilihat 477 kali

Margasari, 22 Oktober 2025 - Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional, sebagai bentuk penghargaan terhadap peran besar para ulama, kiai, dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan serta membentuk karakter bangsa yang berakhlak dan berkeadaban.
Peringatan ini
berakar pada peristiwa bersejarah 22 Oktober 1945, ketika pendiri
Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, mengeluarkan Resolusi
Jihad di Surabaya. Seruan tersebut menggerakkan ribuan santri dan
masyarakat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari upaya
penjajahan kembali oleh Belanda.
Semangat jihad fi sabilillah itu menegaskan bahwa cinta tanah air (hubbul
wathan minal iman) merupakan bagian dari keimanan, dan perjuangan
mempertahankan negeri adalah bagian dari ibadah.
Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Mulia
Tahun 2025,
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengusung tema “Mengawal Indonesia
Merdeka Menuju Peradaban Mulia.”
Tema ini mengandung makna mendalam bahwa santri bukan hanya penjaga moral
bangsa, tetapi juga agen peradaban global. Dengan bekal ilmu, akhlak, dan
spiritualitas, santri diharapkan mampu berkontribusi membangun tatanan dunia
yang damai, berkeadilan, dan berperikemanusiaan.
Santri masa kini tak hanya berjuang di pesantren, tetapi juga hadir di ruang publik: mengisi peran sosial, pendidikan, teknologi, hingga pemerintahan dengan nilai-nilai kejujuran, amanah, dan tanggung jawab. Mereka menjadi penerus tradisi keilmuan Islam yang rahmatan lil ‘alamin - membawa rahmat bagi seluruh alam.
Semangat Santri dan Pembangunan Zona Integritas
Nilai-nilai
kesantrian sejatinya sejalan dengan semangat membangun Zona Integritas,
terutama dalam konteks pemerintahan yang bersih, transparan, dan bebas dari
praktik korupsi.
Empat sifat Rasulullah ﷺ - shidq (jujur), amanah (dapat
dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), dan fathonah
(cerdas) - merupakan pedoman moral yang juga menjadi dasar reformasi birokrasi
di berbagai tingkatan, termasuk di desa.
Membangun Zona Integritas bukan hanya tugas administratif, melainkan juga tugas spiritual: membersihkan niat, menegakkan keadilan, dan berkhidmat kepada masyarakat dengan hati yang tulus. Dalam hal ini, semangat santri menjadi teladan nyata - bekerja bukan sekadar mencari jabatan, tetapi sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan sesama manusia.
Meneladani Pesan Rasulullah ﷺ
Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
اَلصِّدْقُ
يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
“Kejujuran menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan menuntun seseorang menuju
surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi pengingat bahwa kejujuran adalah kunci utama dalam membangun kehidupan yang bermartabat - baik di pesantren, masyarakat, maupun pemerintahan.
Ucapan Selamat dan Harapan
Sebagai penutup refleksi, Pemerintah Desa Margasari menyampaikan:
“Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2025. Semoga semangat perjuangan para ulama dan santri senantiasa menginspirasi kita untuk membangun Indonesia yang berintegritas, berkeadilan, dan berperadaban Mulia.”
Dengan semangat Hari Santri Nasional 2025, mari kita terus merawat warisan perjuangan para santri: menjaga keikhlasan, menegakkan integritas, dan membangun Peradaban Mulia yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan.
Bagikan:

Desa Margasari
Kecamatan Sidareja
Kabupaten Cilacap
Provinsi Jawa Tengah
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini