Invalid Date
Dilihat 150 kali
Margasari, 1 Agustus 2025 - Pemerintah Desa Margasari kembali menunjukkan komitmennya dalam menanggulangi permasalahan stunting dengan menyelenggarakan kegiatan penting bertajuk Rembug Stunting Desa, yang berlangsung pada Jumat siang pukul 13.00 WIB di Balai Desa Margasari. Kegiatan ini merupakan forum strategis yang mempertemukan berbagai unsur masyarakat desa, tokoh penting, dan pemangku kepentingan guna membahas serta menetapkan langkah-langkah nyata dalam pencegahan dan penanganan stunting.
Wadah Musyawarah dan Konsolidasi Program Stunting
Rembug Stunting merupakan bagian dari siklus perencanaan pembangunan desa yang harus dilaksanakan sebelum penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). Dalam forum ini, seluruh peserta diajak untuk menyatukan pemikiran, menyampaikan permasalahan yang terjadi di lapangan, serta mengusulkan solusi dan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat dalam upaya menurunkan angka stunting secara terintegrasi.
Kegiatan ini dihadiri oleh unsur pemerintah desa, kader PKK, tokoh perempuan, perwakilan Remaja Putri, serta perwakilan kelompok masyarakat perempuan lainnya, ini menunjukkan kuatnya semangat kolaboratif dalam membangun kesehatan generasi mendatang.
Pemaparan Materi oleh Narasumber Ahli
Dalam acara ini, dua narasumber utama hadir untuk memberikan pemahaman lebih mendalam terkait isu stunting dan langkah-langkah pencegahannya.
Narasumber pertama, Alvi Susanti, S.Sos, selaku Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Sidareja, membawakan materi seputar pentingnya konvergensi program stunting di tingkat desa. Ia menjelaskan bahwa rembug stunting adalah proses musyawarah antara pemerintah desa, masyarakat, dan lembaga desa lainnya untuk merumuskan rencana kegiatan yang fokus pada penanganan stunting. “Pemerintah desa harus menyusun strategi yang tepat sasaran dan berbasis data lokal, serta memastikan seluruh intervensi lintas sektor benar-benar menjangkau sasaran, mulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, hingga balita,” terang Alvi dalam paparannya.
Narasumber kedua, Nofi Sulistyowati, S.KM, selaku Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Sidareja, memberikan penekanan pada pentingnya pengasuhan dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurutnya, masa 1000 HPK yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun merupakan periode emas yang sangat menentukan kualitas tumbuh kembang seorang anak. Ia memaparkan berbagai bentuk intervensi gizi, stimulasi, dan pengasuhan yang harus dilakukan untuk mencegah stunting, mulai dari pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil, ASI eksklusif untuk bayi, hingga pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu.
“Stunting bukan hanya berdampak pada tinggi badan, tapi juga perkembangan otak dan kemampuan belajar anak. Oleh karena itu, perhatian dan edukasi kepada para ibu dan keluarga sangat penting,” jelas Nofi yang juga menampilkan data gizi anak dan kondisi stunting di Indonesia.
Diskusi Aktif dan Penentuan Prioritas Program
Setelah pemaparan dari narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan pembahasan inti. Dalam sesi ini, para peserta forum menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi di desa, terutama terkait layanan kesehatan bagi ibu dan anak, gizi, kebersihan lingkungan, dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pola asuh yang baik.
KPM Desa Margasari turut menyampaikan hasil monitoring lapangan mengenai layanan utama yang telah diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Beberapa temuan yang mengemuka antara lain masih rendahnya kesadaran remaja putri terhadap konsumsi tablet tambah darah, kurangnya fasilitas sanitasi di beberapa dusun, serta kendala akses layanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah pinggiran desa.
Forum kemudian merumuskan beberapa usulan kegiatan prioritas untuk dimasukkan dalam RKPDes Tahun 2026, seperti peningkatan fasilitas Posyandu, penyediaan makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil, penyuluhan kesehatan keluarga, pelatihan kader kesehatan, pembangunan jamban sehat, serta pengadaan alat ukur gizi di desa.
Dokumentasi dan Tindak Lanjut
Seluruh hasil musyawarah dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani bersama, dan akan menjadi bagian dari bahan perencanaan pembangunan desa. Dokumen ini juga akan diserahkan kepada Kepala Desa dan BPD untuk ditindaklanjuti dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes).
Dengan berakhirnya kegiatan rembug stunting ini, Pemerintah Desa Margasari berharap seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan semakin menyadari pentingnya peran aktif mereka dalam mendukung generasi masa depan yang sehat dan bebas stunting.
Menuju Desa Margasari Bebas Stunting
Rembug Stunting Desa Margasari Tahun 2025 tidak hanya menjadi ajang diskusi, namun juga menjadi bukti nyata semangat kebersamaan dan kesadaran kolektif dalam membangun sumber daya manusia yang unggul sejak dini. Pemerintah Desa bersama masyarakat berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan pengasuhan anak, sehingga Desa Margasari dapat mewujudkan cita-cita menjadi desa yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.
Bagikan:
Desa Margasari
Kecamatan Sidareja
Kabupaten Cilacap
Provinsi Jawa Tengah
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini