Logo

Desa Margasari

Kabupaten Cilacap

Home

Profil Desa

Infografis

Listing

IDM

Berita

Belanja

PPID

Tirakatan Malam 17 Agustus di Balai Desa Margasari: Menyambung Doa, Syukur, dan Semangat Kemerdekaan

Tirakatan Malam 17 Agustus di Balai Desa Margasari: Menyambung Doa, Syukur, dan Semangat Kemerdekaan

Invalid Date

Ditulis oleh Muhammad So'im Asrori, S.HI

Dilihat 127 kali

Tirakatan Malam 17 Agustus di Balai Desa Margasari: Menyambung Doa, Syukur, dan Semangat Kemerdekaan

Margasari, 16 Agustus 2025 - Malam menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia selalu menghadirkan suasana yang penuh makna. Tidak terkecuali di Desa Margasari, Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, di mana ratusan warga dari berbagai elemen masyarakat berkumpul di Balai Desa Margasari untuk menggelar acara yang merupakan rangkaian kegiatan Peringatana HUT Ke 80 Republik Indonesia yaitu tirakatan malam 17 Agustus, Sabtu (16/8).

Tahun ini, bangsa Indonesia merayakan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, sebuah usia yang menandai perjalanan panjang sekaligus pengingat tentang jasa besar para pahlawan bangsa. Tirakatan malam yang rutin digelar ini bukan hanya sekadar seremoni tahunan, tetapi menjadi sarana untuk memperkuat silaturahmi, memperdalam rasa syukur, serta memanjatkan doa bagi para pejuang dan leluhur desa.

Sambutan Ketua Panitia: Menjaga Tradisi, Merawat Kebersamaan

Acara dimulai dengan pembukaan yang hangat. Halimi, selaku Ketua Panitia, menyampaikan sambutan pembuka. Dengan penuh ketulusan, ia mengucapkan selamat datang kepada seluruh undangan yang hadir, mulai dari perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga perwakilan organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan.

“Atas nama panitia, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kebersamaan kita semua. Tirakatan ini adalah wujud rasa syukur kita atas nikmat kemerdekaan sekaligus momentum untuk menjaga tradisi dan mempererat kebersamaan antarwarga Margasari,” ujarnya.

Halimi juga menegaskan bahwa kerja sama lintas elemen yang terjalin erat di Desa Margasari adalah modal sosial yang sangat penting untuk terus menjaga harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

Pekik "Merdeka!" dari Kepala Desa Samingun

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Desa Margasari, Samingun. Ia membuka sambutannya dengan penuh semangat dengan mengajak seluruh hadirin untuk berdiri dan meneriakkan pekikan lantang: MERDEKA!

Seruan itu menggema di seluruh ruangan, membuat suasana balai desa dipenuhi rasa haru dan kebanggaan. Bagi Samingun, pekik merdeka bukan hanya simbol, tetapi juga pengingat agar seluruh generasi tidak melupakan pengorbanan para pejuang.

“Kita semua wajib bersyukur atas anugerah kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata. Kemerdekaan bukan hanya hadiah, melainkan amanah yang harus kita isi dengan kerja keras, kebersamaan, dan pengabdian untuk bangsa, untuk desa, dan untuk anak cucu kita kelak,” kata Samingun dengan penuh wibawa.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga persatuan, kerukunan antarwarga, serta semangat gotong royong yang telah menjadi karakter kuat Desa Margasari.

Doa dan Tahlil: Menghormati Para Pejuang

Usai sambutan, acara berlanjut dengan doa bersama dan tahlil yang dipimpin oleh Kyai Hasbulloh. Seluruh hadirin larut dalam kekhusyukan, memanjatkan doa untuk para pahlawan kemerdekaan Republik Indonesia, serta mendoakan para mantan perangkat desa dan tokoh masyarakat Margasari yang telah wafat.

Tahlilan ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada para pendahulu yang telah berjuang, baik di medan perang melawan penjajah, maupun dalam mengabdi membangun desa. Lantunan doa yang mengalun dari bibir para jamaah menambah nuansa religius dan sakral dalam tirakatan malam tersebut.


Makan Tumpeng Bersama: Simbol Syukur dan Gotong Royong

Setelah rangkaian doa tahlil selesai, suasana semakin hangat dengan digelarnya acara makan tumpeng bersama. Tumpeng yang tersaji di balai desa dibuat secara swadaya oleh para pengurus RT dan RW se-Desa Margasari, sebagai simbol syukur dan bentuk nyata semangat gotong royong warga.

Nasi tumpeng lengkap dengan lauk-pauk tradisional tersebut disantap bersama-sama oleh seluruh hadirin, mulai dari perangkat desa, tokoh masyarakat, hingga para pemuda. Kegiatan ini mencerminkan nilai kebersamaan tanpa sekat, di mana semua duduk sejajar, merasakan kehangatan yang sama dalam bingkai kemerdekaan.

“Tumpeng ini melambangkan doa agar bangsa Indonesia, khususnya Desa Margasari, selalu diberikan keberkahan, persatuan, dan kemakmuran. Dibuat secara swadaya, tumpeng ini juga menjadi simbol bahwa persatuan warga adalah kekuatan utama dalam mengisi kemerdekaan,” ungkap salah seorang pengurus RW yang terlibat.

Momen makan bersama itu menghadirkan suasana akrab, penuh canda tawa, sekaligus meneguhkan rasa persaudaraan.

Kehadiran Tokoh-Tokoh Desa: Simbol Kebersamaan

Acara tirakatan malam itu dihadiri oleh perangkat desa, seluruh lembaga desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, Ketua Ranting NU Margasari, Ketua MWCNU Sidareja, serta pengurus Ranting Fatayat NU Margasari. Kehadiran mereka menjadi simbol kuat bahwa semangat kemerdekaan harus dirawat bersama oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang.

Kebersamaan ini juga menjadi bukti bahwa semangat perjuangan tidak pernah padam, tetapi justru semakin hidup dalam kehidupan sehari-hari warga Margasari.

Tirakatan sebagai Ruang Refleksi

Bagi warga Desa Margasari, tirakatan bukan hanya rutinitas, melainkan ruang refleksi bersama. Di malam itu, mereka mengenang bagaimana para pahlawan mempertaruhkan segalanya demi Indonesia merdeka, sekaligus merenungkan peran generasi kini dalam mengisi kemerdekaan.

Suasana hangat dan khidmat berpadu dengan semangat nasionalisme, menghadirkan harapan baru agar Desa Margasari terus tumbuh sebagai desa yang sejahtera, religius, rukun, dan berdaya.

Menyambut HUT ke-80 RI dengan Semangat Baru

Tirakatan malam 17 Agustus di Balai Desa Margasari menjadi pengingat bahwa kemerdekaan adalah amanah besar yang harus terus dijaga. Melalui doa, syukur, kebersamaan, dan makan tumpeng bersama, warga Margasari menyatakan tekad untuk terus berkontribusi bagi bangsa, sekaligus menjaga nilai-nilai perjuangan agar tetap hidup di hati generasi muda.

HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia ini diharapkan menjadi momentum untuk melangkah lebih optimis, menjadikan desa, bangsa, dan negara semakin maju, adil, dan sejahtera.

“Semoga semangat para pahlawan senantiasa menginspirasi kita semua. Mari kita isi kemerdekaan ini dengan karya nyata, kepedulian sosial, dan persaudaraan yang kuat,” tutup Kepala Desa Samingun.

Dengan berakhirnya acara makan tumpeng bersama, warga pun kembali ke rumah masing-masing dengan hati yang penuh syukur, semangat yang baru, dan harapan besar bagi Indonesia tercinta.


Bagikan:

Berita Terbaru

Berita Terbaru

Logo

Desa Margasari

Kecamatan Sidareja

Kabupaten Cilacap

Provinsi Jawa Tengah

© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia